27.3 C
Jakarta

Abu Janda Arogan-Rasis, Yes! Moderat, No!

Artikel Trending

Milenial IslamAbu Janda Arogan-Rasis, Yes! Moderat, No!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Abu Janda alias Permadi Arya tak merasa kapok. Setelah melakukan rasisme kepada Pigai, eks aktivis HAM, kini melontarkan kata yang tak senonoh. Kata-kata bahasa yang tidak mencerminkan Islam.

Abu Janda mengatakan Islam agama arogan (CNN, 29/01/2021).Tweetnya, mengatakan, “Islam memang agama pendatang dari Arab, agama asli Indonesia itu sunda wiwitan, kaharingan dll. Dan memang arogan, mengharamkan tradisi asli, ritual orang dibubarkan, pakai kebaya murtad, wayang kulit diharamkan. Kalo tidak mau disebut arogan, jangan injak2 kearifan lokal @awemany,” lewat akun @permadiaktivis1, Senin (25/1).

Tweet Abu Janda tersebut telah membikin hati masyarakat panas. Bahkan banyak pihak yang merasa tidak terima apa yang telah diperbuat Abu Janda. Kata-kata yang dikeluarkan Abu Janda sangat mengotori agama Islam. Memalukan pemeluk Islam.

Abu Janda Arogan?

Kearoganan Abu Janda dalam colotehnya di media sosial sejak dulu kala banyak yang merasa mual. Sebab Abu Janda memang sering melontarkan bahasa-bahasa yang lepas dari nilai-nilai kesopanan. Berkata rasis pada Pigai, nyinyir kepada mereka yang disebut Kandrun, oposisi politik Abu Janda, dan kini mengganggap Islam agama yang arogan.

Abu Janda sebagai anggota Banser, dan umat Islam, memang tak pantas mengatakan demikian. Tak pantas sebagai orang yang mendaku moderat, mengatakan bahasa yang “menjijikkan”. Sebagai orang yang mendaku Pancasilais, Abu Janda memang tak pantas berlaku rasis. Tapi begitulah Abu Janda. Ia berlaku sesukanya, seperti yang “merasa kebal hukum”.

Sebagai buzzerRp, yang dekat dengan pemerintah, Abu Janda kebal hukum? Oh, tidak. Masak hukum Indonesia “lecet” gegara Abu Janda. Masak hukum Indonesia takut sama seorang Abu Janda. Hukum, Porli, dan jajarannya, jangan kalah sama Abu Janda. Hukum, Porli, dan jajarannya, harus tegak di teras keadilan.

Ulah rasis Abu Janda, dan ocehan arogan Abu Janda biarlah ditanggung sendiri. Seperti kata Savic Ali dalam Twitternya, kalau masih merasa nahdliyin, Abu Janda, harus bertindak sesuai salah satu norma NU: tawazun. Karena banyak yang keberatan.

Betul! Banyak yang keberatan. Lihatlah seluruh di dunia pertwitteran, nama Abu Janda tak turun-turun rangkingnya, sejak tiga hari lalu. Bukan hanya jagat dunia twitter yang merasa keberatan. Tetapi orang Papua juga merasakan sakit hati, keberatan karena dia, Abu Janda, berlaku rasis. Dan orang-orang Muslim sakit hati keberatan, sebab Abu Janda, berceloteh “Islam agama arogan.

Siapa yang tidak sakit hati bila warna kulit dan suku jadi bahan ejekan. Siapa yang tak sakit hati, jika Islam, agama terbaik bagi muslim, dicoreng habis, dikatakan arogan oleh Abu Janda, salah satu anggota Banser itu. Mungkin juga teman-teman Banser merasa keberatan.

BACA JUGA  Kapitalisme: Jurus Aktivis Khilafah untuk Mendegradasi NKRI

Sikap-sikap arogan, mengantarkan Abu Janda masuk dalam lubang kesilapan. Sikap-sikap arogan Abu Janda, membuat dikritik orang. Abu Janda sebagai warga nahdliyin, juga dikritik orang-orang nahdliyin. Dengan mengatakan Islam agama arogan, Abu Janda sebagai warga NU, juga membuat orang-orang NU tidak nyaman.

Salah satu warga NU yang juga merespons miring cuitan Abu Janda adalah Akhmad Sahal. Akhmad Sahal sebagai pengurus Cabang Istimewa NU (PCNU) Amerika Serikat, mengkritik keras Abu Janda.

Kritik Akhmad Sahal disampaikan langsung di akun Twitternya @sahal_AS. “Twit @permadiaktivis1 yang bilang Islam sebagai agama arogan ini ngaco banget. Memang ada aliran Islam terntentu yang haramkan tradisi lokal, tapi muslim yang menentang aliran tersebut banyak sekali. Paham keislaman NU justru sangat ramah dengan tradisi lokal. Menyebut Islam arogan itu koplak!”(CNN, 27/01/2021).

Akhmad Sahal sebagai warga NU memang harus turun tangan. Masak tega NU tercemar gegara kekoplakan dan kearoganan si Abu Janda. Akhmad Sahal menilai, Abu Janda telah mengeneralisasi Islam sebagai agama yang prokekerasan. Akhmad Sahal mengatakan, Abu Janda selalu menampilkan diri sebagai orang yang pernah ikut Banser dan Ansor. Harusnya Abu Janda lebih bijak dalam melihat Islam dan harus belajar lebih banyaklah tentang Islam. Harusnya paham soal ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Sebab paham NU itu ramah dengan kearifan lokal (CNN, 27/01/2021).

Bahkan Sekjen PBNU merespons cuitan Permadi Arya. Helmy Faizhal Zaini mengatakan cuitan Abu Janda tidak mencerminkan dan mewakili NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Sekjen PBNU itu menilai dan meminta masyarakat agar bisa membedakan oknum dalam beragama. Menurutnya, oknum-oknum inilah yang membuat agama seolah-olah kejam dan radikal. Padahal, semua agama selalu mengajarkan kedamaian (CNN, 29/01/2021).

Abu Janda Tidak Menggambarkan Muslim Moderat?

Memang, dengan cuitan Abu Janda itu, bisa dibilang ia tidak menggambarkan mulsim moderat. Bahkan sama sekali ia tidak menggambarkan jiwa-jiwa nahdliyin, yang berada di garda depan, mempromosikan Islam moderat, berkeadilan, dan berkebudayaan.

Dengan bertindak rasis dan mengatakan Islam arogan, Abu Janda itu malah mencorang apa yang telah pendiri NU, ulama NU dulu, kini yang sedang beliau-beliau lakukan-perjuangkan. Bahkan Abu Janda, telah membuat raport merah nama Banser dan Ansor di seluruh negara dengan ulah sembarangan Abu Janda.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru