30 C
Jakarta
Array

5700 KM Menuju Surga (Bagian XXXVII)

Artikel Trending

5700 KM Menuju Surga (Bagian XXXVII)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

HAJI DENGAN DIABETES

The Sultan Ahmed Mosque, Istanbul

Seorang laki-laki tua sedang termenung di sebuah masjid megah di salah satu sudut kota Istanbul, ia kelihatannya baru saja menunaikan ibadah shalat Zuhur, kopiah putih bundar masih melingkar di kepalanya dengan sajadah yang ia selempangkan di pundaknya. Ia seakan tengah memikirkan sesuat sehingga tidak menyadari kehadiran Senad yang memasuki masjid itu untuk menunaikan shalat Zuhur.

Ia sama sekali tidak menyadari penyambutan sederhana yang dilakukan oleh masyarakat dan pengurus masjid bahwa itu untuk menyambut Senad. Ia tetap asyik dengan kesendirian dan lamunannya. Ketika Senad sampai, barulah ia menyadari bahwa ada tamu yang akan singgah di masjid tempatnya biasa melakukan ibadah. Namun dia tidak mengetahui siapa tamu itu.

Masjid cantik berornamen khas bangunan peninggalan-peninggalan Turki Utsmaniyah itu terlihat sudah begitu tua namun masih terawat; bersih dan  asri. Lima menara menjulang ke langit menyimbolkan rukun Islam yang berjumlah lima, sedangkan kubah-kubah cantik tersusun seperti bukit-bukit kecil yang indah di atapnya. Di halaman masjid rumput lebat dan hijau memberikan kesan sejuk bagi yang memasuki masjid itu di samping pepohonan yang rindang.

Sesudah disambut dengan tasbih dan takbir, serta pelukan hangat masyarakat dan pengurus masjid. Senad berjalan memasuki masjid. Melihat laki-laki tua yang duduk di teras masjid dia berhenti, “Asalamu’alaikum,” ucap Senad kepada laki-laki tua itu. Spontan laki-laki tua itu berdiri dan menyambut Senad sambil menjawab salam. Beberapa saat mereka berbicara sebelum Senad meninggalkan laki-laki itu dan menunaikan ibadah shalat zuhur.

Seusai shalat Zuhur, Senad menemui kembali laki-laki itu yang ternyata masih duduk melamun di sana. Ia penasaran apa yang sedang dilakukan laki-laki itu. Dia pun mendekat dan terjadi pembicaraan yang panjang di antara mereka. Laki-laki itu terlihat antusias dan bahagia ketika mengetahui bahwa orang yang dikenalnya hari itu adalah orang dari Bosnia, sebuah negeri mayoritas berpenduduk muslim yang jauh dari negaranya. Dan yang membuat dia takjub adalah bahwa laki-laki Bosnia bernama Senad itu tengah melakukan perjalanan kaki menuju Mekah.

Dalam obrolan itu, laki-laki tua itu bercerita kepada Senad bahwa ia dulu pernah menunaikan ibadah haji dalam keadaan terkena penyakit diabetes. Sebagai penderita diabaetes dia harus disuntik insulin sebelum sampai ke Mekkah. Namun ketika sampai di Mekah dan dilakukan pengecekan terhadap kesehatannya hasil tes menunjukan bahwa dia sehat dan tidak perlu dilakukan penyuntikan insulin lagi. Sungguh dia terperangah dan tidak percaya dengan hasil medis itu, tapi itulah keajaiban Allah. Dia sembuh dan tidak disuntik insulin lagi.

Senad hanya mengangguk-angguk mendengar ceritanya, cerita itu begitu menyentuh hatinya, bahwa keajaiban Allah bisa terjadi kapan pun, di mana pun, dan kepada siapa pun. Sesudah berbincang-bincang dengan laki-laki itu Senad mengucapkan terimakasih atas keramahan dan ceritanya dan hari itu Senad menjadi tamu istimewa di masjid bersejarah bagi masyarakat itu.

Keesokan paginya sesudah beritirahat Senad kembali melanjutkan perjalanannya. Masyarakat memeluk dan menyalami Senad satu persatu, dan mereka meminta  agar Senad senantiasa berhati-hati, tak lupa mereka menitip doa dan salam untuk Rasulullah.  ***

TUNA NETRA NAMUN BISA DETAIL MENCERITAKAN MEKAH DAN MADINAH

Apakah yang bisa ditangap dari rangkaian ibadah haji dan tempat-tempat suci yang ada di sana bagi seseorang yang melakukan ibadah haji dalam keadaan buta? Mungkin semua orang berasumsi bahwa orang buta tidak akan mampu memberikan gambaran bagaimana kondisi ibadah haji apalagi sampai bisa memberikan gambaran mengenai tempat-tempat suci yang dilaluinya dalam menunaikan ibadah haji.

Senad hari itu tanpa sengaja dipertemukan oleh Allah dengan seorang laki-laki tuna netra. Laki-laki itu mendengar bahwa Senad adalah pejalan kaki menuju Allah. Karena sedang menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki. Rasa ingin tahu dan bertemu dengan Senad muncul di hati laki-laki ini sehingga membuat dia menanti kedatangan Senad ke kotanya. Ia ingin berbagi dengan Senad mengenai segala keunikan dan kebahagiaan yang dirasakannya selama menunaikan ibadah haji.

Di antara kerumunan masa yang menyambut Senad di kota itu, laki-laki itu dengan dipapah oleh anaknya begitu antusias menanti Senad. Ia merasakan kegaduhan orang-orang yang menanti Senad. Obrolan di antara mereka mengenai Senad, sehingga membuat dia begitu ingin secepatnya bertemua dengan Senad. Ketika Senad benar-benar sudah sampai di hadapannya, ia memeluk Senad dan Senad pun memeluk laki-laki ini seakan mereka adalah sahabat lama yang tidak pernah bersua. Senad begitu haru melihat kondisi laki-laki ini, dia ikut berbahagia menyambut kedatangannya walau pun dia tidak bisa melihat.

Senad pun berbicara dengan laki-laki tuna netra yang baru saja pulang dari Mekah itu. Dalam pembicaraan bersamanya, Senad merasa takjub, karena laki-laki itu mampu menggambarkan dengan detail segala rangkaian manasik ibadah haji yang dilakukannya. Dia begitu fasih menceritakan semua ibadah yang dilakukannya sejak dia melakukan thawaf qudum sampai kemudian mengakhiri ibadahnya dengan melakukan thawaf wada’.

Dia mampu dengan detail menceritakan bagaimana kondisi Mekah dan Madinah bukan hanya masalah suhu udaranya, tapi jalanan, tata kota, bentuk hotel, dan lain-lain pun dia ceritakan dengan detail kepada Senad seakan dia melihat semua itu.

Dan yang paling membuat Senad haru adalah manakala dia menggambarkan rupa masjidil haram dan masjid Nabawi. Ia melukiskan kedua masjid itu begitu indah dengan kata-katanya, seakan-akan dialah arsitek yang ikut serta dalam pembangunan masjid itu sehingga rupa dan lekuk-lekuk masjidnya pun tak luput diceritakannya. Sungguh ini semua merupakan sebuah karunia dari Allah SWT dan Senad merasa bahagia sekali dipertemukan oleh Allah dengan laki-laki ini.***

AKU BERMIMPI TENTANGMU, SENAD!

Izmit sebuah kota yang berada di sebelah barat laut negara Turki dengan luas wilayah 3.524 m2  merupakan pusat administrasi provinsi Kocaeli. Kota ini terletak di Gulf of Izmit, di mana lautan Marmara menghiasi kecantikan kota yang berjarak sekira 10 KM dari Istanbul ini dan merupakan salah satu kota industri di Turki.

Hari itu 14 Maret 2012, Senad memasuki kota Izmit dengan memakai pakaian olahraga berwarna merah, topi Bosnia berwarna hitam, berkacamata, dan memakai celana olahraga serta sepatu kets seperti biasanya. Sejak memasuki Turki, bendera Turki berwarna merah dengan bulan sabit menghias senantiasa berkibar-kibar di sebelah kiri tasnya. Sedangkan bendera Bosnia dia pasangkan di tas sebelah kanannya.

Tiba-tiba seorang laki-laki mendatanginya sambil tergopoh-gopoh setengah berlari,

“Asalamualaikum, engkaukah Senad, pejalan kaki menuju Allah itu?”ucapnya penuh kebahagiaan.

“Walaikum salam, benar aku Senad,” ujar Senad santun sambil menjabat tangan laki-laki itu. Laki-laki yang belakangan diketahui bernama Tarhan Luthfullah itu mengajak Senad untuk singgah dan berisitrahat di rumahnya. Ia ingin sekali memuliakan Senad dalam perjalanannya menuju ke Mekah.

Senad pensaran, kenapa begitu simpatik Farhan terhadap dirinya, sehingga dia setengah memaksa agar Senad mampir ke rumahnya dan memuliakan rumah itu dengan kunjungannya. Dengan polos dan jujur Farhan menjawab,“ Aku bermimpi tentangmu, melihatmu dalam mimpiku, Senad.”

Ujarnya dengan wajah serius. Senad terkesiap sambil mengucapkan, subhanallah. Seseorang yang tidak pernah sama sekali kenal bahkan sama sekali tidak pernah bertemu dengannya bermimpi tentangnya. Ini sungguh karunia yang agung dari Allah SWT, pikirnya di dalam hati. ***

Ikuti penulis di:

Wattpad:birulaut_78

Instagram: mujahidin_nur

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru