26.1 C
Jakarta
Array

5700 KM Menuju Surga (Bagian XXXIV)

Artikel Trending

5700 KM Menuju Surga (Bagian XXXIV)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

ALLAHU AKBAR, ALAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR ! APA YANG TERJADI?

Sandzak menjadi daerah berikutnya yang memberikan kesan mendalam bagi Senad, tepatnya ketika Senad sampai di di kota Novi Pazar salah satu bagian dari kota Sandzak. Penduduk kota ini memadati jalanan yang akan dilalui oleh Senad. Mereka begitu antusias menyambut kedatangan Senad. Rasa ingin tahu mereka terhadap Senad begitu besar sehingga mereka benar-benar ingin melihatnya secara langsung. Sebelum ini mereka sudah mendengar melalui pemberitaan dan dari obrolan-obrolan warga bahwa ada seorang laki-laki yang berjalan kaki menuju ke Mekah. Mereka pun secara spontan membuat acara penyambutan bagi Senad. Penyambutan ala kadarnya bagi laki-laki saleh ini.

Di antara orang-orang yang sekian lama menanti kedatangan Senad adalah seorang lelaki muda yang sudah lama mendengar bahwa ada seorang pejalan kaki datang ke Novi Pazar. Dia menunggu kedatangan Senad sejak pertama kali mendengar bahwa Senad akan memasuki kota tempat di mana ia tinggal. Entah apa yang membuatnya begitu antusias sehingg setiap hari dia selalu mencari informasi mengenai kedatangannya. Ketika Senad benar-benar muncul dan ia lihat, lelaki muda itu berlari ke arah Senad sambil berteriak-teriak ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.’ Seketika ia mendekap Senad erat sekali, Senad hanya terdiam melihat rekasi spontan anak muda itu.

Sesudah anak muda itu melepaskan pelukannya. Senad bertanya, “Apa yang membuatmu melakukan hal ini?” Dia menjawab, “Sejak aku mendengar mengenai dirimu, aku senantiasa berdoa kepada Allah untuk bertemu dengan orang yang berjalan kaki ke Mekah. Aku ingin dipertemukan dengan hamba Allah sepertimu. Dan alhamdulilah Allah mengabulkan doaku  untuk bisa bertemu denganmu.” Ujarnya bahagia. Senad hanya tersenyum, bahagia melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh saudaranyau.

Bukan hanya anak muda itu yang antusias, semua orang berebut ingin menyalami Senad dan mengucapkan selamat. Senad terharu dibuatnya. Ia seperti berada di tengah-tengah keluarga besarnya sendiri. Hari itu anak muda ini pun menjadi tuan rumah Senad selama Senad berada di Novi Kanjar. Mereka berdua akhirnya menjadi saudara yang begitu dekat, karena Allah mengikat dan mempersatukan mereka berdua karena-Nya. ***

AKU TIDAK AKAN MENGGANTI PEMANGGANG DOMBA KE BABI

Tuan Zoran, begitulah Senad memanggil sahabat barunya dalam perjalanannya menuju NUR ILAHI, seorang laki-laki Serbia beragama Kristen ini begitu dikagumi Senad karena kemuliaan akhlaknya, kecintaannya kepada Islam dan umat Islam, dan yang terpenting adalah kepandaiannya memuliakan tamunya.

 Di pinggiran jalan di Brus, sebuah kota wisata yang terletak di distrik Rasina, tepatnya di bawah pegunungan Kopaonik. Sebuah kota yang sejuk dengan pemandangan yang hijau dan memanjakan mata, tuan Zoran mempunyai sebuah usaha sebuah restoran daging. Dia mempunyai keahlian membumbui segala jenis daging dari daging kambing, sapi, sampai daging babi dan untuk kemudian menyajikannya kepada orang-orang yang singgah di restorannya.

Pelanggan restoran tuan Zoran, bukan hanya dari kalangan orang-orang Kristen, tapi banyak di antara mereka justru adalah orang-orang Islam. Orang-orang Islam di daerah itu sangat familiar dengan restoran tuan Zoran karena orangnya ramah, jujur, dan tidak akan menukar menu masakan atau bahkan memasak daging yang diharamkan oleh umat Islam di tempat daging babi, begitu pun sebaliknya.

Mendengar restorannya akan dilintasi oleh Senad, ia memerintahkan pegawainya untuk membakar kambing yang akan dihidangkan kepada Senad. Ia ingin sekali memuliakan Senad karena dia tahu Senad adalah orang  yang sedang melakukan perjalanan ke Mekah. Perjalanan ibadah untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Bagi tuan Zoran, memuliakan Senad adalah memuliakan hamba Allah yang saleh dan baik yang diyakininya akan memberikan pahala di hadapan Tuhan.

Ketika Senad melintasi restorannya Zoran menyambut Senad bersama karyawan-karyawannya,

“Asalamu’alaikm, Senad?” Senad berhenti tepat di hadapan Zoran untuk kemudian dia menyalami Zoran sambil menjawab salamnya. Zoran kemudian mengajak Senad  masuk ke restorannya,

“Aku tahu engkau adalah pejalan kaki menuju Tuhan. Sungguh akan menjadi kehormatan bagiku apabila engkau mau beristirahat dan memakan hidangan sederhanaku.” Tukas Zoran penuh harap. Senad tersenyum dengan keramahan Zoran.

“Baiklah, aku sangat berterimakasih sekali atas kebaikan tuan Zoran. Semoga Tuhan membalas kebaikan tuan Zoran dengan sesuatu yang terbaik menurutNya.” Jawab Senad. Zoran begitu bahagia Senad masu singgah ke restorannya. Ia begitu tulus ingin menghormati Senad karena kekagumannya kepada laki-laki ini.

Dari obrolan selama di restoran itulah Senad mengetahui betapa Zoran adalah laki-laki yang baik, jujur, dan sangat mencintai agama Islam. Senad juga tau bahwa Zoran begitu teguh memegang kejujuran, sampai pernah seseorang menawarkan 10.000 Mark (valuta Bosnia) untuk mengganti alat pemanggang domba ke babi dan begitu sebaliknya, Zorang mengatakan, “Saya tidak akan mengganti pemanggang domba ke babi, dan begitu pun sebaliknya,” jawabnya tegas dan tanpa kompromi sedikit pun.

Zoran mengakui, dia bukanlah seorang muslim. Namun dia begitu menghormati dan mencintai agama Islam. Usai beristirahat di rumah Zoran, Senad mengunjungi sebuah sungai yang sangat unik dan menakjubkan. Sebuah sungai yang arusnya naik ke atas melewati bukit, sesuatu yang sangat sulit sekali dicerna akal dan nalar sehat manusia. Senad begitu takjub dengan tanda-tanda kekuasaan Allah yang dilihatnya di negeri ini.***

Ikuti penulis di:

Wattpad:birulaut_78

Instagram: mujahidin_nur

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru