25.7 C
Jakarta
Array

5700 KM Menuju Surga (Bagian XXI)

Artikel Trending

5700 KM Menuju Surga (Bagian XXI)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

JORDAN : KAWASAN BULAN SABIT SUBUR

*** 

The Roman Oval Piazza in the Ancien City of Jerash

Daerah al Mafrak, sebuah daerah terpencil di Yordania atau sekira 10 KM dari Syiria baru saja dipijak oleh Senad sesudah dia melewati perjalanan yang mendebarkan di sepanjang negara yang tengah didera konflik horisontal itu. Yordania akan menjadi negara keenam dalam perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Senad Hadjic untuk menunaikan ibadah haji sebelum ia memasuki negara yang selama ini berada di dalam hatinya karena di sana terdapat dua kota suci; Mekah dan Madinah.

Yordania sebuah kerajaan yang terletak di tepi sebelah barat sungai Yordan ini berbatasan langsung denan Syiria di sebelah utaranya. Di sebelah barat negara ini berbatasan dengan Israel, di timur laut berbatasan dengan Irak, sedangkan Arab Saudi berada di Timur Tenggara negara ini.

Senad terkesan dengan geliat pembangunan negara yang diuntungkan dengan letak geografisnya sehingga menjadi bagian dari Bulan Sabit Subut bersama dengan Babilonia dan Kana’a ini didirkan pada tahun 1921 dan diakui sebagai negara oleh Liga Bangsa-Bangsa dengan mandat Britania pada tahun 1922 yang dikenal pada waktu itu dengan nama Emirat Transyordania. Pada tahun 1946 negara ini kemudian bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diakui sebagai salah satu anggotanya.

Ketika Senad masih sekolah Senad sangat senang sekali membaca sejarah dan kisah kerajaan-kerajaan kuno seperti Edom, Moab, Ammon, Nabath, juga Petra yang kesemuanya berlokasi di negara ini. Di samping negara ini pernah secara berganti-ganti berada dalam kekuasaan kekaisaran Romawi, Yunani, Parsi, dan Byzantium.

Sebagai saksi bagi kekayaan sejarah Yordania, peradaban Nabath meninggalkan banyak situs arkeologi yang besar di Petra, yang dianggap sebagai salah satu Tujuh Keajaiban Dunia  dan telah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai Situs Warisan Dunia. Selain Petra, peradaban-peradaban lain juga meninggalkan jejak arkeologinya di Yordania seperti Hellenistik dan Romawi melalui reruntuhan di kota-kota Dekapolis: Jerash, Umm Qais, Amman, Kapitolias (Beit Ras), Rafana, Pella, dan Irbid dan situs Bizantium Umm ar-Rasas (sebuah Situs Warisan Dunia).

Senad juga tidak kalah kagum dengan kekhalifahan Islam-Arab yang meninggalkan jejak arsitektur yang unik yang terwujud dalam istana-istana gurun di antaranya Qasr Mshatta, Qasr al Hallabat, dan Qasr Amra yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia; selain itu kastil Ajloun dan Al Karak yang memadukan era Perang Salib, Dinasti Ayyubiyah, dan Mamluk. Yang terakhir Kesultanan Utsmaniyah meninggalkan beberapa ciri kota, seperti masjid, kuburan, stasiun kereta api, dan kastil.[1] ***

BISA SAJA UNTA ITU MENGGIGITMU SAMPAI TANGANMU PUTUS

Laut Hitam

Malam itu, langit begitu cerah ketika Senad melangkahkah kakinya menuju laut hitam, sebuah laut yang terletak antara Eropa dan Asia Kecil. Laut ini terhubung dengan laut tengah oleh Bosphorus dan Laut Marmara, Selat Kerch dan Laut Azov di Turki.

Laut yang mempunyai luas 422.000 KM2 dan kedalaman 2.210 M ini tidak seperti namanya, Laut Hitam, sehingga banyak orang yang mengira bahwa warna air di laut ini hitam seperti namanya. Laut ini, seperti laut pada umumnya mempunyai warna biru yang membatasi negara-negara Turki, Ukraina, Georgia, Bulgaria, Russia, dan Semenanjung Krim.

Laut ini sempat menjadi pemberitaan dunia ketika para ilmuwan dari Leeds University, Inggris menemukan sungai terbesar di dunia. Sungai yang mempunyai kedalaman 115 kaki dan lebar lebih dari setengah mil ini mengalir dari beting laut melalui daratan abisal yang merupakan satu-satunya sungai aktif di bawah laut yang ditemukan di dunia.[2]

Senad menatap laut itu sambil memaknai berbagai kebesaran Tuhan yang ada di sana. Sesaat Senad dikejutkan dengan kedatangan seorang berkebangsaan Arab yang membawa seekor  unta yang besar dan putih. Bukan kedatangan orang Arab itu yang mengejutkan Senad, tapi unta besar dan putih itu begitu menarik perhatiannya.

Sesudah empunyanya turun, seakan kecapean unta itu langsung membaringkan tubuhnya di atas pasir. “Tahukah kalian kalau unta mempunyai geirgi yang besar dan tajam?” Guman Senad seakan ada orang lain yang melihat dan mendengar perkataannya ketika Senad mendekati unta itu. Ia begitu senang melihat unta itu sampai-sampai dia bukan hanya mengelus-elus unta itu namun juga memeluknya.

Ketika Senad tengah asyik mengelus-elus unta itu, tiba-tiba Mahmoud, laki-laki Arab yang melihat Senad mengelus dan memeluk untanya berteriak keras,”Menjauhlah dari untaku,” ucapnya keras. Senad terperanjat dan menghampiri Mahmoud kemudian bertanya, “Kenapa?” Mahmoud  kemudian menjelaskan,” Engkau tidak kenal untaku, bisa saja dia menggigit sangat keras sehingga menyebabkan telapak tanganmu putus.” Jelasnya singkat. Senad pun menjawab bahwa dia telah mengucapkan basmalah lalu mendekati unta itu. Orang-orang Arab yang mendekat karena kegaduhan singkat tadi pun semua tertawa dan mendekati Senad untuk kemudian memeluknya.***

AKU  MENCINTAIMU BOSNIA

Jabal al Qal’a

Siang itu, selasa, 5 Juni 2012 Senad tiba di ibu kota Yordania, Aman, walau dalam kondisi lelah dan letih Senad terus berjalan untuk melewati kota Amman, kota yang menjadi ibu kota negara dan juga merupakan kota terbesar yang menjadi jantung pergerakan bisnis, adiministrasi, keuangan, dan juga kota wisata paling banyak diminati di wilayah kawasan teluk.

Dengan panas yang begitu ekstrim, siang itu Senad berjalan kaki menyusuri kota Amman. Tak dirasakannya sinar matahari yang membakar atau pun rasa lapar dan haus yang dirasakan oleh kerongkongannya. Tidak ada budget atau anggaran untuk makan siang ini karena dia hanya mengantongi uang sebesar 15 dinar atau sekitar $ 20. Apalah artinya uang 15 dinar di ibu kota sebuah negara seperti Yordania.

Dalam perjalanan, Senad melewati pedagang-pedagang mainan. Tiba-tiba di antara para pedagang itu Senad melihat ada seorang bocah yang sedang menangis sambil memegang sebuah boneka anjing yang ingin dibelinya. Ibunya sedang sibuk membujuk bocah itu karena dia tidak cukup uang untuk membeli boneka itu. Tapi sang anak tidak juga mengerti. Dia terus menangis tanpa memedulikan sekitar.

Gereja ortodox di Amman

Sang ibu pun berusaha untuk mengajak anaknya setengah menarik agar dia meninggalkan tempat jualan itu, namun sang anak menangis makin keras sehingga membuat ibunya merasa malu karena semua orang di sekitar seakan memerhatikannya.

Senad menghentikan langkahnya dan kemudian mendekati bocah itu, dengan menggunakan bahasa Inggris ia menanyakan berapa harga boneka yang diinginkan oleh anak tersebut. Si penjual menjawab 3 $, dan Senad pun langsung membeli boneka itu. Bocah itu meloncat-locat saking bahagianya.

Orang-orang yang melewati jalan dan melihat kejadian itu berteriak-teriak,”Senad dari Bosnia! Aku mencintaimu, Bosnia!” Senad hanya tersenyum bahagia melihat anak kecil itu meloncat-loncat sambil tanganya melambai-lambai ke orang-orang yang memanggil namanya. Begitulah Senad, ketulusan dalam memberi adalah ruh dari kehidupannya. Dalam hatinya seakan tertanam sebuah nilai kemuliaan yang suci dan murni. ***

Ikuti penulis di:

Wattpad:birulaut_78

Instagram: mujahidin_nur

[1] www. Wikipedia.org

[2] Viva.co.id

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru