Harakatuna.com. Bogor. Kuliah akbar puluhan ribu civitas akademika se-Jawa Barat dalam memperingati hari Sumpah Pemuda ke 89, berlangsung meriah.
Pemuda dan pemudi mahasiswa bergerak menggelar kuliah akbar untuk mendeklarasikan melawan radikalisme dan intoleransi.
Kuliah akbar ini berlangsung secara serentak di enam lokasi di Jawa Barat. Untuk Bandung dipusatkan di Monumen Perjuangan Bandung.
Dalam kuliah akbar dilapangan terbuka tersebut, segenap civitas akademika se-Jawa Barat sepakat, Indonesia tanpa radikalisme dan intoleransi.
Mahasiswa dari ratusan Perguruan Tinggi di bumi tatar Pasundan bertekad, menjaga kampusnya dari upaya-upaya adu domba dan isu-isu yang bersifat memecah belah.
Teddy Risandi, salah satu pembicara di acara kuliah akbar mengatakan, ada 50.000 civitas akademika dari 200 Perguruan Tinggi di Jawa Barat, secara serentak di enam zona, bergerak dengan semangat persatuan untuk melawan radikalisme dan intoleransi.
“Mahasiswa se-Jabar sepakat tolak radikalisme dan intoleransi. Mahasiswa juga menolak adanya ideologi lain selain ideologi Pancasila. Dengan peserta puluhan ribu, menandakan, jika mayoritas anak bangsa menentang keras adanya upaya merubah dasar negara serta kekerasan,”kata Teddy di Bogor Senin (30/10/2017) siang.
Teddy yakin, dengan kuliah akbar puluhan ribu mahasiswa ini, mereka tak ingin kampus mereka disusupi faham radikal dan intoleransi.
“Para pimpinan Perguruan Tinggi memberikan materi di kegiatan kuliah akbar. Mereka semua sepakat, kasus mereka terbebas dari unsur yang melanggar hukum,”paparnya.
Sementara Prihantono, Ketua PIKSI Ganesha Bandung yang menjadi pembicara menegaskan, Pancasila sudah sangat jelas memastikan kita sebagai warga negara untuk hidup rukun dan damai dalam keberagaman.
“Keberagaman harus kita jaga dan mahasiswa harus mampu melawan radikalisme dan intoleransi,”kata Prihantono.
Dr. Ryan, pimpinan PT asal Sukabumi meminta, agar mahasiswa tetap bersatu tanpa melihat perbedaan. Karena hanya dengan bersatu, negara ini akan kokoh berdiri.
(yopi/sir)