28 C
Jakarta
Array

5.000 Muslim Uighur China Bergerilya Bersama ISIS

Artikel Trending

5.000 Muslim Uighur China Bergerilya Bersama ISIS
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Beijing- Hingga 5.000 Muslim etnis Uighur dari daerah rawan Xinjiang, yang kerap dilanda kekerasan di China, bergabung dengan berbagai kelompok militan di Suriah. Ha itu disampaikan oleh Duta Besar Suriah untuk China, Imad Moustapha, Senin (8/5/2017), sambil menambahkan bahwa sudah saatnya Beijing harus sangat mempedulikannya. China khawatir bahwa orang-orang Uighur, yang mayoritas Muslim dan berbicara bahasa Turki, telah berangkat ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Mereka melakukan perjalanan secara tidak sah melalui beberapa negara di Asia Tenggara dan Turki, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters, Senin ini.

ISIS mengaku mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang sandera China pada tahun 2015, yang menyoroti kekhawatiran China tentang warga Uighur yang bertempur di Timur Tengah. Ratusan orang telah tewas dalam kekerasan di Xinjiang dalam beberapa tahun ini. Sebagian besar karena pertikaian antara etnis minoritas Uighur dan etnis mayoritas Han, China. Pemerintah di Beijing menyalahkan kerusuhan terhadap militan Islam yang menginginkan sebuah negara terpisah yang disebut Turkistan Timur. Duta Besar Suriah di Beijing, Imad Moustapha, mengatakan di sela-sela sebuah forum bisnis bahwa saat beberapa warga Uighur bergabung dengan ISIS, sebagian besar lagi berjuang “di bawah panji mereka sendiri” untuk mempromosikan alasan tindakan separatis mereka.

“Menurut perkiraan kami, dilihat dari jumlah yang kami lawan, kami bunuh, yang kami tangkap, kami lukai, sekitar 5.000 jihadis Xinjiang,” katanya. China dan bangsa-bangsa lain, kata Moustapha, harus memiliki kepedulian untuk mencegah arus keluar dari negara masing-masing untuk pergi ke Suriah. Beijing tidak pernah memberikan angka pasti berapa banyak warga Uighur yang diyakini bertempur bersama ISIS di Timur Tengah.

Namun, Beijing telah berulang kali memperingatkan bahwa kelompok garis keras Islam itu telah menimbulkan ancaman serius bagi China. Kelompok HAM dan warga Uighur pengasingan mengatakan, banyak warga Uighur melarikan diri ke Turki hanya untuk menghindari penindasan China di dalam negeri, tuduhan yang disangkal Beijing. Presiden Suriah Bashar al-Assad, dalam sebuah wawancara dengan Phoenix Television yang berbasis di Hongkong pada Maret lalu, memuji “kerjasama penting” antara Suriah dan intelijen China melawan militan Uighur. Dia mengatakan hubungan dengan China “sedang meningkat”.

Suriah mencoba merayu investasi China, dengan sekitar 30 pengusaha Suriah bertemu sekitar 100 perwakilan China selama dua hari di Beijing. Moustapha mengatakan bahwa dia akan menghadiri pertemuan puncak pekan depan mengenai rencana Jalur Sutera China yang baru, yang bertujuan untuk memperluas hubungan antara Asia, Afrika, dan Eropa.

Sumber: Kompas.

 

 

 

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru