32.7 C
Jakarta

4 Makna Kaya dalam Ayat Pernikahan

Artikel Trending

Asas-asas IslamAl-Qur’an4 Makna Kaya dalam Ayat Pernikahan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Sebagian dari orang Islam ada yang berkeyakinan bahwa pernikahan adalah jalan membuka rezeki. Mereka mendasarkan keyakinan ini berdasarkan sebuah ayat Al-Quran yang berbunyi.

وأنكحوا الأيام منكم والصالحين من عبادكم وامائكم ان يكونوا فقراء يغنهم الله من فضله

Artinya: “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya”. [An-Nur, 24:32]

Namun pada kenyataannya banyak juga yang tetap mengalami kesulitan ekonomi setelah menikah. Dan tidak sedikit pula dengan setelah menikah kehidupannya menjadi lebih baik. Sebenarnya bagaimana sih makna kaya dalam ayat pernikahan di atas. Untuk menjawab ini penulis sadurkan pendapat Imam Az Zabidi sebagai berikut

ثم قال ان يكونوا فقراء يغنهم الله من فضله والله أعلم بالأغناء كيف هو فقد يغنيهم بالأشياء وقد يغنيهم عن الأشياء وقديغني نفوسهم عن الأعراض وقد يغنيهم باليقين

Artinya: “Kemudian Allah berfirman: Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya, Allah lebih tahu tentang makna ‘kaya’ sebagaimana mestinya. Terkadang Allah akan menjadikan ia kaya dengan memiliki sesuatu, terkadang Allah akan menjadikan ia kaya dengan tidak membutuhkan sesuatu, terkadang Allah akan menjadikan hatinya kaya dengan tidak menginginkan harta benda, dan terkadang Allah  akan menjadikan ia kaya dengan keyakinan”

4 Makna Kaya Dalam Ayat Pernikahan

Dari pendapat ini, jelas ada 4 makna kaya dari ayat pernikahan. Yang pertama adalah kaya dengan memiliki sesuatu. Dan inilah pendapat tentang kaya yang banyak sekali diyakini oleh masyarakat.

BACA JUGA  Mudarosatul Quran, Kebiasaan Rasulullah di Bulan Ramadhan

Kedua, kaya dengan tidak memiliki keinginan. Hal ini bisa dimaknai dengan kekayaan itu bukan terletak pada apa yang dimiliki, tapi pada apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Semakin banyak hal yang tidak kita butuhkan atau inginkan, maka pada dasarnya kita semakin kaya. Karena kita tidak perlu mengejar untuk mendapatkan sesuatu tersebut.

Ketiga, kaya dengan tidak menginginkan harta benda. Hal ini bisa dimaknai dengan kaya yang menekankan pada aspek batin. Artinya kekayaan bukan terletak pada materi, tetapi pada jiwa dan hati. Dalam hal ini miskin dan kaya menjadi sebuah persoalan mental. Sering kali bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari, orang yang terlihat kaya tetapi memiliki mental orang tidak punya, sehingga terkadang mau merendahkan diri untuk mendapatkan sesuatu. Sebaliknya ada orang yang terlihat miskin, tapi mental dan jiwanya seperti orang kaya. Tetap menjaga kehormatan dirinya, tidak mau meminta-minta, dan tetap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa memandang dirinya sebagai orang miskin

Keempat adalah kaya dengan keyakinan. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, khususnya dalam kehidupan rumah tangga, keyakinan adalah modal sangat penting. Karena dalam menghadapi berbagai macam permasalahan rumah tangga, seringkali merasa tidak mampu menghadapi problem itu. Tetapi jika memiliki keyakinan kepada Allah SWT, Yang Maha Kuasa, Maha Berkehendak, dan Maha Memberikan Pertolongan, maka permasalahan besar akan menjadi kecil.

Demikianlah 4 makna kaya dalam ayat pernikahan, Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru