Harakatuna.com – Prinsip hidup yang harus dipegang orang orang Islam untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat adalah takwa. Secara umum definisi takwa adalah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam Al-Quran, dikatakan bahwa orang yang memiliki ketakwaan yang sesungguhnya itu ketika ia menjalankan 16 amal kebaikan yang langsung disebutkan dalam Al-Quran.
Surat Al-Baqarah ayat 177 menyebutkan dengan rinci 16 amal kebaikan yang mengantarkan seseorang meraih derajat takwa yang sesungguhnya.
لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْاۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
Artinya: “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Adapun beberapa tafsir mengenai ayat ini adalah sebagai berikut:
Pertama, ayat ini turun untuk menunjukkan bahwa orang yang bertakwa itu orang yang menjalankan 16 amal kebaikan dan bukan mengikuti jalan ibadah orang Yahudi yang menghadap ke barat dan orang Nasrani yang menghadap ke timur.
Kedua, ayat ini turun ketika Rasulullah memulai memindahkan arah shalat yang awalnya menuju barat yaitu Baitul Maqdis ke arah timur yaitu Ka’bah di Mekah. Quraish Shihab dalam tafsirnya menegaskan bahwa ayat ini menggarisbawahi kekeliruan bahwa banyak di antara mereka yang hanya mengandalkan shalat. Hanya mengandalkan shalat bukanlah kebaikan yang sempurna tanpa disertai dengan melakukan kebaikan lainnya.
Menurut hemat penulis, kebaikan yang sesungguhnya itu melakukan amal kebaikan yang diperintahkan Allah dengan tidak membandingkan kebaikan perspektif barat maupun perspektif timur. Perspektif barat maupun perspektif timur tentu memiliki kebaikan, akan tetapi kebaikan yang sesungguhnya itu ketika menjalankan kebaikan perspektif Islam. Yaitu dengan menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan Rasulullah serta menjauhi apa yang dilarang keduanya.
Ayat ini menegaskan bahwa dalam menentukan kebaikan janganlah condong ke perspektif barat maupun ke timur. Arah kebaikan yang sesungguhnya itu berdasarkan apa yang diperintahkan Allah dan Rasulullah.
Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa kebaikan yang mengantarkan pada ketakwaan yang sesungguhnya itu ketika bisa melaksanakan 16 amal kebaikan yang langsung diperintahkan oleh Allah. Pungkasan ayat ini memaklumatkan orang yang melakukan 16 amal kebaikan ini adalah orang-orang yang benar imannya dan bertakwa yang sesungguhnya. Adapun ke 16 kebaikan tersebut yaitu:
- Beriman kepada Allah,
- Beriman kepada hari akhir,
- Beriman kepada malaikat-malaikat,
- Beriman kepada kitab suci,
- Beriman kepada nabi-nabi,
- Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat,
- Memberikan harta yang dicintainya kepada anak yatim,
- Memberikan harta yang dicintainya kepada orang miskin,
- Memberikan harta yang dicintainya kepada musafir,
- Memberikan harta yang dicintainya kepada peminta-minta,
- Memerdekakan hamba sahaya,
- Melaksanakan shalat,
- Menunaikan zakat;
- Menepati janji apabila berjanji,
- Sabar dalam kemelaratan dan penderitaan,
- Sabar pada masa peperangan.
Demikianlah 16 amal kebaikan yang bisa mengantarkan seseorang meraih ketakwaan yang sesungguhnya, Wallahu A’lam Bishowab.