31 C
Jakarta

11 Tentara Amerika Gegar Otak Sebab Serangan Militer Iran

Artikel Trending

AkhbarInternasional11 Tentara Amerika Gegar Otak Sebab Serangan Militer Iran
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Anbar – Komandan Pusat tentara Amerika Serikat mengungkap 11 personil militernya yang ditempatkan pangkalan udara Irak mengalami gegar otak. Atas kejadian itu, ke-11 tentara Amerika tersebut diterbangkan ke luar dari Irak untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Hal ini terjadi setelah Iran melancarkan serangan rudal ke pangkalan udara itu.

“Tidak ada tentara Amerika Serikat yang terbunuh dalam serangan 8 Januari lalu yang ditargetkan Iran ke pangkalan udara Al-Asad. Namun ada beberapa tentara yang harus dirawat karena gejala gegar otak akibat dampak dari ledakan. Dan kondisi mereka sekarang masih dievaluasi,” kata Bill Urban, Kapten Angkatan Laut Amerika Serikat, Kamis, 16 Januari 2020, seperti dikutip dari rt.com.

Setelah dilakukan evaluasi lebih lanjut, delapan tentara diterbangkan keluar Irak untuk mendapat perawatan kesehatan lebih lanjut di Jerman. Sedangkan tiga tentara lainnya dibawa ke kamp Arifjan, yakni sebuah instalasi Angkatan Darat Amerika Serikat di Kuwait.

“Tentara yang sakit untuk sementara dibawa keluar dari penyebab mereka mengalami kondisi itu. Kesehatan dan kenyamanan para prajurit kami adalah prioritas. Kami pun tidak mendiskusikan terbuka kondisi kesehatan individu,” kata Urban yang menolak memberi keterangan lebih jauh tentang kondisi tentara tersebut.

BACA JUGA  AS Kembali Memveto Upaya Gencatan Senjata PBB

Tentara AS melihat lokasi pangkalan udara Ain al-Asad yang hancur akibat hantaman rudal Iran di provinsi Anbar, Irak, 13 Januari 2020. Garda Revolusi Iran meluncurkan puluhan rudal ke pangkalan udara Ain al-Asad di Irak. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (8/1) dini hari waktu setempat. REUTERS/John Davison.

Tentara Amerika Gagar Otak, Pangkalan Militernya Terbakar

Pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat di Irak terbakar setelah dihantam dua rudal balistik yang ditembakkan dari Iran. Serangan rudal itu dilakukan setelah Amerika Serikat melancarkan serangan drone ke dekat Ibu Kota Bagdad, Irak pada 3 Januari 2020 dan menewaskan Qassem Soleimani, Kepala Pasukan khusus Quds, Garda Revolusi Iran. Pasukan Quds memainkan peran penting dalam menumpas teroris Islamic State (ISIS) di Suriah dan Irak.

Kematian Soleimani yang berpangkat jenderal itu telah memantik ketegangan antara Washington dan Teheran. Kondisi ini juga telah mendesak anggota parlemen Irak meloloskan sebuah resolusi yang memerintahkan pasukan militer Amerika Serikat angkat kaki dari Irak.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel Terkait

Artikel Terbaru