28.2 C
Jakarta
Array

Redam dan Tangkal Radikalisme, Misi KKN Mahasiswa STIQNIS Sumenep

Artikel Trending

Redam dan Tangkal Radikalisme, Misi KKN Mahasiswa STIQNIS Sumenep
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Sumenep. Radikalisme yang kini mudah merebak di semua lapisan masyarakat dan wilayah pelosok sekalipun menjadi atensi besar bagi Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran Nurul Islam (STIQNIS). Meski lokasinya berada di pelosok desa di wilayah kecamatan Bluto Sumenep Jawa Timur, namun spiritnya tetap tinggi dalam ikut berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Caranya adalah dengan menerjunkan 60 mahasiswa dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) di dua lokasi, yakni Kecamatan Batang Batang dan Kecamatan Rubaru. Untuk putra terbagi di tiga lokasi yakni Desa Batang Batang Daya, Desa Batang Batang Laok, dan Desa Totosan. Sedangkan untuk putri disebar di dua desa yaitu Desa Pakondang dan Desa Banasare.

Pembukaan acara ini dihadiri Forpimka, Kepala Kantor Urusan Aagama (KUA), Pengurus Anak Cabang Nahdlatul Ulama (PACNU) Batang Batang dan beberapa kepaka desa di wilayah kecamatan Batang Batang.

Ketua STIQNIS Mujahid Ansori mengatakan, KKN ini adalah yang perdana bagi mahasiswa STIQNIS. Mereka adalah mahasiswa Program Studi Al-Qur’an dan Tafsir yang berorientasi pada ilmu keislaman murni.

Menurut Mujahid, STIQNIS berusaha semaksimal mungkin mengkaji Al-Qur’an dan tafsir dengan kajian yang komprehensif dan dinamis serta ditopang dengan disiplin keilmuan lain sebagai suplemen pelengkapnya.

“Kajian distingtif keilmuan kami bertujuan mengeksplorasi kedalaman makna Al-Qur’an baik yang tersurat (tekstual) maupun yg tersirat (kontekstual) sehingga diharapkan lebih jauh ke depan dapat membantu menangkal isu radikalisme,” jelasnya.

Mujahid berpendapat, mereka yang menganggap kebenaran tunggal dalam tafsir Al-Qur’an disebabkan karena metodologi yang digunakan dalam memahami teks Al-Qur’an salah.

Ia Ansori menekankan, kampus yang dipimpinnya tersebut bisa mencerminkan dan menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin. Yakni dengan memberikan pemahaman kepada umat terkait dengan tafsir Al-Qur’an yang memberikan kesejukan, kedamaian kepada sesama.

“Pembelajaran di kampus merupakan bagian terkecil bagi mahasiswa (mikro-teaching). KKN merupakan bagian yang lebih besar lagi (makro-teaching), dimana teori yang diperoleh di kampus mampu dipraktikkan dalam masyarakat,“jelasnya.

Mujahid Ansori berharap mahasiswa STIQNIS bisa berkontribusi dan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat karena orientasi KKN ini lebih banyak ke arah non fisik seperti keagamaan, pendidikan, dan kegiatan sosial kemasyarakatan, bukan pada sektor pembangunan fisik infrastruktur desa. (Al Hafiz/Muchlishon)

NU Online

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru