Harakatuna.com. Surabaya. Khilafah bagi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan dakwah utamanya. Oleh karena itu, HTI tak segan menggunakan propaganda demi tegaknya khilafah tersebut. Hal ini disampaikan oleh Ainur Rofiq al-Amin pada diskusi khilafah yang digelar oleh Badan Semi Otonom (BSO) Penalaran FISIP Universitas Airlangga Surabaya pada Jumat (29/9/2017) di Auditorium Fakultas Hukum Univesitas Airlangga, Surabaya, lantai 3.
“Khilafah adalah dakwah utama HTI, dan dalam memperjuangkan tegaknya khilafah ini mereka tidak segan-segan menggunakan cara propaganda yang menyerang organisasi lain yang gerakannya tidak membangkitkan umat Islam,” katanya.
Lebih rinci, penulis buku Khilafah HTI dalam Timbangan itu memaparkan, bahwa propaganda HTI itu cara paling picik mengelabui Muslim.
“Propaganda HTI dengan mengatakan organisasi di luar mereka yang tidak membangkitkan semangat dan politik umat Islam merupakan cara paling licik dalam mengelabuhi umat Islam,” ujarnya.
Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya itu juga mengatakan, bahwa HTI menganggap organisasi lain salah. “HTI mengklaim sebagai ormas yang satu-satunya memperjuangkan khilafah dan pada saat yang sama mengkritik ormas lain yang tidak mendukung khilafah. Karena itu, apapun gerakan ormas lain yang tidak membangkitkan umat Islam dianggap salah dan tidak ada manfaatnya,” ungkapnya.
Selain Ainur Rofiq, diskusi yang dimoderatori oleh Aflah juga menghadirkan penulis buku Kontroversi Dalil-dalil Khilafah Muhammad Sofi Mubarok, penulis buku Catatan Hitam Hizbut Tahrir Muhammad Nuruzzaman, dan Dosen Hubungan Internasional Unair Surabaya Joko Susanto.
Syakirnf