31.7 C
Jakarta
Array

Menyelamatkan Mahasiswa dari Paham Teror (isme)

Artikel Trending

Menyelamatkan Mahasiswa dari Paham Teror (isme)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menyelamatkan Mahasiswa dari Faham Teror (isme)

Oleh: Ahmad Fathoni Fauzan*

Radikalisme merupakan embrio bagi lahirnya aksi terorisme. Tumbuh subur dan berkembangnya terorisme bergantung di tempat dimana ia muncul. Jika hidup di tanah gersang, maka terorisme sulit menemukan tempat dan melahirkan benih-benih baru. Sebaliknya, jika hidup di lahan yang subur, maka ia akan memproduksi benih-benih itu dengan cepat dan tumbuh berkembang semakin liar. Pencegahan inilah yang terus digencarkan oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini.

Upaya pemerintah Indonesia dalam mencegah sekaligus membabat habis tumbuhnya benih-benih baru paham radikalisme dan terorisme menunjukkan keseriusan. Tidak hanya gencar dilakukan di dalam negeri, melainkan merambah hingga ke luar negeri. Pencegahan tersebut dilakukan, salah satunya, dengan membangun kompleks asrama anti radikalisme yang berbasis di Kairo, Mesir. Negeri yang dijuluki sebagai negeri para dewa ini dirasa tepat dipilih oleh pemerintah, mengingat basis Ikhwanul Muslimin sebagai sebuah organisasi yang dikenal radikal dan kerap memproduksi teroris-teroris militan, berada di negara itu.

Pemerintah Indonesia membangun kompleks asrama anti radikalisme divisikan sebagai tempat menimba ilmu dan kegiatan belajar ilmu keislaman yang mengusung nilai-nilai moderatisme dan antiradikalisme. Kompleks asrama yang dihuni oleh mahasiswa asal Indonesia dicanangkan mampu menampung kapasitas 900 mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar dan 300 mahasiswa Mesir pada Tahun Akademik 2017/2018. Saat ini jumlah total mahasiswa Indonesia mencapai sekitar 3.700 mahasiswa yang tersebar di beberapa perguruan tinggi di Mesir.

Pembangunan asrama ini diupayakan oleh Pemerintah Indonesia menyusul kasus deportasi enam mahasiswa Indonesia di Mesir. Dalam dua bulan terakhir, seperti dilansir Kompas, Kamis (13/09/2017), setidaknya tercatat enam mahasiswa Indonesia yang telah dideportasi oleh otoritas Mesir karena dugaan terlibat atau bersimpati pada kelompok radikal dan diduga belajar di lembaga di kota Samanud (sekitar 130 km arah utara kota Kairo) yang orientasinya berbeda dengan Al Azhar.

Baca: Menangkal Ideologi Terorisme Sejak Usia Dini

Jika melihat kondisi di atas, tentu realitas mahasiswa di Mesir dan timur-tengah pada umumnya, masih sangat rentan menjadi sasaran penyebaran ideologi-ideologi radikalisme dan terorisme. Kelompok-kelompok jihadis yang mengusung ajaran puritanisme Islam ini menyadari problem psikologis generasi muda. Pola yang dibangun oleh kelompok-kelompok ini biasanya mengincar mereka yang selalu merasa tidak puas, mudah marah dan frustasi baik terhadap kondisi sosial maupun pemerintahan di negara asalnya.

Masa transisi mahasiswa Indonesia di timur-tengah berkemungkinan mengalami apa yang disebut Quintan Wiktorowicz (2005) sebagai cognitive opening, yakni sebuah proses mikro-sosiologis yang mendekatkan mereka pada penerimaan terhadap gagasan baru yang lebih radikal. Alasan-alasan seperti itu yang menyebabkan mereka sangat rentan terhadap pengaruh dan ajakan kelompok radikalisme dan terorisme. Dalam hal inilah, pelajar atau mahasiswa Indonesia barangkali menjadi saluran kontemporer yang paling penting dalam mudahnya akes penyebaran ide-ide Islamis dari timur-tengah ke Indonesia.

“Pemuda adalah harapan bangsa”. Pesan dari slogan tersebut menunjukkan bahwa di tangan mahasiswa atau pemudalah estafet kepemimpinan berikutnya akan dilimpahkan. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, memiliki tanggung jawab besar guna memajukan sekaligus mewujudkan cita-cita bangsa ke depan. Seiring dengan dibangunnya asrama anti radikalisme di Mesir, setidaknya diharapkan bisa menjadi tameng bagi mahasiswa Indonesia dalam menangkal ideologi-ideologi yang tidak mencerminkan ke-Indonesia-an, prinsip kebhinekaan, dan persatuan.

*Penulis adalah pengamat sosial keagamaan, tinggal di Yogyakarta

 

 

 

 

 

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru