26.1 C
Jakarta
Array

Menjadi Santri yang Melek Literasi

Artikel Trending

Menjadi Santri yang Melek Literasi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Hari ini, Kamis (30/11/2017), Harakatuna Media sedang menggelar program unggulan, yakni Harakatuna Tour De Pesantren di Ponpes Arrahman, Cidadap, Banten. Selain Halaqah Kebangsaan yang dihadiri oleh para Alim-Ulama se-Banten dan Nonton Bareng Film Kebangsaan, juga mengadakan program Pelatihan Jurnalistik Santri.

Pelatihan jurnalistik santri saat ini menjadi kebutuhan mendesak santri karena santri harus melek literasi. Mengapa demikian? Ada beberapa alasan. Pertama, santri adalah “tulang punggung” Indonesia. Jumlah pesantren kini mencapai 28.961 unit dengan jumlah santri mencapai 4.028660. Data ini menunjukkan bahwa eksistensi Indonesia ditentukan oleh santri. Jika santri hari ini tertinggal, maka Indonesia bisa dipastikan akan jauh lebih tertinggal. Oleh karena itu, santri harus menyesuaikan kondisi dunia saat ini. Jika dahulu santri mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan mengangkat senjata, maka hari ini santri juga harus mengangkat senjata (mengangkat pena). Inilah pentingnya pelatihan jurnalistik bagi santri guna memperkuat literasi.

Kedua, kecenderungan umat era millenial seperti saat adalah belajar agama via dunia maya (internet). Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) melakukan survei pada tahun 2016. Survei tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia kini telah terhuhung ke internet. Ada 132,7 juta orang Indonesia menggunakan internet. Jika total penduduk Indonesia 256,2 juta, maka sekitar 51,8% adalah pengguna internet aktif.

Dari 132,7 juta orang tersebut, banyak yang mengakses internet guna mencari atau belajar agama. Singkat kata, tren masyarakat saat ini adalah belajar agama via google, yuk-tub, dan lain sejenisnya. Yang menjadi masalah adalah, bahwa banyak materi keagamaan di google yang menyesatkan. Orang yang tidak memiliki pengetahuan (ilmu) agama yang mumpuni, tetapi dia bisa menulis narasi teks dengan baik, justru yang mengisi konten-konten di internet saat ini.

Lantas, apakah santri yang mempunyai bekal ilmu agama yang mumpuni diam saja dan lebih senang hanya menjadi penonton? Sementara umat tersesat? Inilah urgensinya pelatihan jurnalistik santri, agar penguasaan literasinya kuat sehingga bisa berdakwah di dunia maya (internet); dengan menyebarkan pesan Islam yang ramah, sopan, menyejukkan, dan lain sebagainya.

Tegas kata, dengan pelatikan jurnalistik, santri akan menjadi melek literasi. Jika sudah demikian, maka santri bisa menghasilkan tulisan yang memiliki makna mendalam dan berdampak positif sehingga dapat mengubah perilaku pembaca.

Ketiga, meneruskan misi profetik (kenabian). Salah satu misi kenabian yang harus kita teruskan adalah berdakwah; mendidik umat, memberikan pengetahuan keagamaan, menjadi pencerah dan penyejuk. Dan ini tidak hanya tanggung jawab kyai atau da’i saja, melainkan juga santri.

Lagi-lagi, dakwah saat ini tidak cukup dengan memberikan ceramah di mimbar-mimbar, tetapi juga harus diimbangi melalui internet. Dalam bahasa anak sekarang, dakwah di dunia maya disebut sebagai dakwah zaman now. Terlebih saat ini beredar luas informasi palsu, agitasi, ghibah, fitnah, dan lain sebagainya. Dan Islam dijajah menjadi seolah-olah menakutkan.

Jika kondisi ini dibirkan begitu saja, maka umat akan pecah belah, saling bertengkar karena provokasi berita hoax dari internet. Lantas, apakah santri cukup hanya berpangku tangan melihat realitas seperti ini? Jawabannya tentu “tidak”.

Santri harus memposisikan diri sebagai pencerah dan penyejuk; menyatuakan, bukan memecah-belah. Agar misi tersebut tersampaikan, santri wajib melek literasi sehingga pesan-pesan Alquran tersampaikan kepada umat secara keseluruhan. Puncaknya, umat akan hidup tenteram. Inilah pesan profetik yang harus dibumikan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru