25.4 C
Jakarta
Array

Mengaku ISIS, Tersangka Teror New York Ingin Balas Israel

Artikel Trending

Mengaku ISIS, Tersangka Teror New York Ingin Balas Israel
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta. Tersangka serangan teror yang melukai lima orang dan mengakibatkan kekacauan di salah satu terminal bus New York dilaporkan mengaku berbaiat kepada ISIS dan melakukan aksinya karena tindakan Israel baru-baru ini di Jalur Gaza.

Lelaki berusia 27 tahun bernama Akayed Ullah itu diduga meledakkan bom pipa di Terminal Bus Port Authority pada Senin waktu setempat (11/12). Otoritas setempat menyebut serangan itu “percobaan serangan teroris” yang tampaknya hanya dilakukan seorang diri.

Pengakuan Ullah soal alasannya melakukan serangan itu disampaikan seorang sumber di aparat penegak hukum yang dikutip CNN. Meski tidak dijelaskan secara spesifik tindakan mana yang dimaksud, diketahui belakangan Israel meluncurkan serangan udara ke Gaza dan melukai 25 orang.

Gempuran Israel itu merupakan tanggapan atas serangan enam roket yang ditembakkan dari daerah pesisir menuju Israel selatan. Ketegangan memuncak di daerah tersebut setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Selain mengaku melakukan serangan karena tindakan Israel, menurut seorang pejabat yang mengetahui langsung penyelidikan teror di New York, ketika berbicara dengan otoritas setempat Ullah juga mengaku berbaiat kepada ISIS.

Dia adalah seorang keturunan Bangladesh yang tinggal di Brooklyn, kata dua sumber CNN. Ullah memegang surat izin dari Komisi Taksi dan Limosin yang berlaku sejak Maret 2012 hingga 2015. Juru bicara Komisi, Allan Fromberg, mengatakan belum jelas “apakah dia mengemudi taksi di lokasi tertentu atau mendapatkan surat izin dan tidak mengemudi sama sekali.”

Juru bicara Kementerian Keamanan Dalam Negeri, Tyler Houlton, mengatakan Ullah datang ke Amerika Serikat pada 2011 dengan visa imigran keluarga F43. Dia kini berstatus penduduk permanen. Menurut Kementerian Luar Negeri, visa F43 diberikan untuk anak-anak dari saudara kandung warga Amerika.

Ulah diduga mengenakan “alat peledak teknologi sederhana rakitan yang dilekatkan ke tubuhnya” dan dengan sengaja dilekatkan, kata Komisioner Polisi James O’Neill. Alat peledak itu dilekatkan menggunakan velcro dan retsleting, kata wakil komisioner kepolisian New York bidang intelijen dan kontraterorisme, John Miller.

Cnnindonesia.com

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru