30.1 C
Jakarta
Array

Madrasah Nabi Yusuf (2-Habis)

Artikel Trending

Madrasah Nabi Yusuf (2-Habis)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kemampuan Yusuf memerangi hawa nafsu begitu luar biasa. Karena di satu sisi ia masih perjaka yang gelora syahwatnya luar biasa. Disisi yang lain, ia bukan orang asli sana yang biasanya tidak merasa malu untuk melalukan sesuatu yang hina. Orang yang menggoda Yusuf adalah permaisuri Raja yang cantik jelita, akan tetapi Yusuf mau menahan nafsunya. Karena pilihanya ia termasuk salah satu golongan yang mendapat naungan Allah di akhirat dan kisahnya disebut dalam Qur’an adalah kisah yang paling baik.

Dari penjara inilah Yusuf ditempa oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada rasa dendam di dada akan tipu daya mereka, karena menyadari bahwasanya ini semua adalah skenario Allah Ta’ala; “Wamakaruu wamakarallah, wallahu khairul makirin”; dan mereka orang-orang kafir) membuat tipudaya, maka Allahpun membalas tipudaya. Dan Allah sebaik-baik pembuat tipu daya (Ali Imran  : 54).  Melalui intervensi Allah Ta’ala Yusuf bisa berkuasa, tidak kurang satu dekade berikutnya. Ia juga di karunia berkuasa selama lebih dari setengah abad lamanya.

Penjara tidak selalu identik dengan tempat orang yang hina. Banyak insan mulia yang juga masuk penjara. Mereka dipenjara karena memegang kebenaran. Pemegang kebenaran selalu akan dihadang pengikut kebathilan. Bagi mereka penjara bukanlah akhir perjuangan dan akhir dari kebaikan. Banyak berkah yang mereka dapatkan dari penjara. Tak sedikit yang mendapat hidayah dari sana dan tak sedikit juga karya fenomenal lahir dari sana. Ibarat sebuah madrasah, sebut saja Madrasah Nabi Yusuf.

Alumnus Madrasah Nabi Yusuf dan Karya Besar

Dalam sejarahnya Madrasah Nabi Yusuf telah melahirkan karya fenomenal dari orang-orang hebat. Diantaranya adalah Ibnu Taimiyah, ia pernah dipenjara sebanyak 7 kali dan mengarang 30 jilid kitab Majmu’ Fatawa juga di dalam penjara.

Al-Sarkashi menulis kitab Mabsuth setebal 30 jilid juga saat di penjara. Aq’ad bin Al Atsir juga menelurkan kitab Jami’ul Ushul wan Nihayah sebanyak 30 jilid juga saat di penjara.

Sayyid Qutb menulis kitab Tafsir Fie Zhilaalil Qur’an dan Ma’alim fith Thariq juga saat mendekam di penjara. Hamka juga menulis Tafsir Al Azhar juga ketika di penjara. Bagi orang besar penjara bukan halangan untuk berkarya dan menebar manfaat. Tetapi untuk berkarya tidak harus masuk penjara terlebih dahulu. Selagi masih segar mari ukir karya besar.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru