29.1 C
Jakarta
Array

Macam-macam Syirik yang Wajib Anda Ketahui

Artikel Trending

Macam-macam Syirik yang Wajib Anda Ketahui
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kata atau istilah syirik sangat populer dalam masyarakat Indonesia. Saking populernya, syirik sudah diserap dalam Bahasa Indonesia. Namun, masyarawat tidak begitu detail memahami syirik sehingga tidak banyak yang mengetahui macam-macam syirik itu sendiri.

Menurut Raghib Ashfahani, dari segi hukum, syirik terbagi menjadi dua;

  1. Syirik besar dan syirik kecil. Yang dimaksud syirik besar adalah syirik dalam akidah, yaitu meyakini bahwa ada tuhan selain Allah atau menyukutukan Allah dengan makhluk ciptantaan-Nya dalam hal ketuhanan seperti yang disebut pada beberapa surah, antara lain Qs. Yusuf, 106.

Contoh lain dari syirik ini adalah menganggap Allah mempunyai anak. Sebagaimana firman-Nya:

مَا ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ مِن وَلَدٖ وَمَا كَانَ مَعَهُۥ مِنۡ إِلَٰهٍۚ إِذٗا لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَٰهِۢ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعۡضُهُمۡ

عَلَىٰ بَعۡضٖۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ ٩١

Artinya: “Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” (Qs. Al-Mu’minun, 91).

Wahbah Zuhaili, menjelaskan bahwa Anggap Allah punya anak adalah ketidaktahuan akan hakikat ketuhana yang bercirikan: (1)  tidak memiliki sifat-sifat yang mengandung kekurangan yang menjadikan tabiat manusia dan (2) tidak membutuhkan seorang pun dari makhluknya.

“Punya anak” menunjukkan bahwa ia berjenis kelamin dan baru, sedangkan sifat qidam yang dimiliki Allah menunjukkan bahwa Dia Esa dan Permanen. Tentang firman: “bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah, Al-Jashash, sebagaimana dikutip Zuhaili, menulis: ini menunjukkan bahwa seorang manusia tidak dapat memiliki anaknya (sebagai budak), sebab Allah menafikan aanak tetapi mengakui kepemilikan dengan firmannya: “Bahkan apa yang ada di langit dan bumi kepunyaan Allah., Bahkan apa yang ada di langit dan bumi kepunyaan Allah., yakni milik-Nya, bukan anak-Nya.

  1. Adapun yang dimaksud syirik kecil adalah, mempersekutukan Allah dalam tujuan suatu perbuatan; misalnya riya’, berbuat kebaikan karena ingin dipuji orang lain, seperti diterangkan dalam Qs. Al-Baqarah, 264:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُبۡطِلُواْ صَدَقَٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ كَٱلَّذِي يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا

يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٞ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٞ فَتَرَكَهُۥ صَلۡدٗاۖ

لَّا يَقۡدِرُونَ عَلَىٰ شَيۡءٖ مِّمَّا كَسَبُواْۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٢٦٤

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir (Qs. Al-Baqarah, 264).

Memang benar bahwa riya’ itu taat kepada Allah, akan tetapi riya itu menjadikan bahwa dia pun menginginkan (dengan ketaatan itu) satu kedudukan di hati manusia. Jadi, pelalu riya itu memamng menyembah Allah, akan tetapi dia telah mencampurkan ibadahnya tersebut denga keinginan dan mendapatkan  kedudukan di hati manusia, maka itulah sebabnya, Allah tidak menerima ibadahnya dan menempatkannya sebagai syirik. Hal ini juga sesuai dengan hadis yang dikeluarkan oleh Muslim dari hadis Abu Hurairah, beliau berkata: “Telah bersabda Rasulullah: ‘Allah berfirman: ‘Aky terkaya dari para sekutu yang dijadikan kesyrikan, barang siapa yang beramal dengan satu amalam yang aku dipersekutukan dengan selainKu, maka aku tinggalkan dia dengan kesyirikan (Hr. Muslin dan Ibnu Majah).

Baca juga: Mengulas Pengertian Syirik

Berbeda dengan Raghib, Wahbah Zuhaili membagi syirik menjadi dua macam.

  1. Syirik dalam masalah ulûhiyah, yaitu menetapkan keberadaan zat lain selain Allah yang diyakini mempunyai kekuasaan dan mampu mengatur alam raya.

  2. Syirik dalam masalah rubûbiyah, yaitu meyakini bahwa selain Allah, manusia juga berkuasa menetapkan syariat dan keterangan hukum halal-haram tanpa wahyu. Ini sesuai dengan firman-Nya:

  ٱتَّخَذُوٓاْ أَحۡبَارَهُمۡ وَرُهۡبَٰنَهُمۡ أَرۡبَابٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلۡمَسِيحَ ٱبۡنَ مَرۡيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا

لِيَعۡبُدُوٓاْ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗاۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ سُبۡحَٰنَهُۥ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ٣١

Artinya: “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan, “ (Qs. At-Taubah, 31). [n].

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru