27.4 C
Jakarta
Array

Kitab Suci Sang Maha Suci

Artikel Trending

Kitab Suci Sang Maha Suci
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sudah menjadi keharusan bagi setiap insan Muslim meyakini kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah swt bagi para rasul-Nya (Qs. al-Nisa’ [4]: 136). Kitab-kitab tersebut dinilai suci sebab berasal dari Dzat Yang Maha Suci, Allah swt. Sehingga kesucian dan kesakralan begitu melekat padanya.

Kitab-kitab Allah yang suci terbagi menjadi dua; ada yang terkodifikasikan dan juga ada yang tidak diketahui informasinya hingga kini. Yang pertama ada empat yaitu Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran.

Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as. Nama Taurat bermakna keluarnya api yang berarti kitab Taurat ibarat cahaya yang menyinari memberikan petunjuk (lihat QS al-Maidah [5]: 44 dan QS al-Anbiya [21]: 48). Sebanyak 18 kali al-Quran telah menceritakan kitab Taurat. Sebagian berisi pembenaran apa yang dikandung Taurat (QS Ali Imran [3]: 50, QS al-Maidah [5]: 46, dan QS al-Shaff [61]: 6). Sebagian tentang kesamaan sumber ajaran (QS Ali Imran [3]: 3 & 48, al-Maidah [5]: 44, 66, dan 110, QS al-A’raf [7]: 157, QS al-Taubah [9]: 111).

Kesucian Taurat ada saat kemurniannya masih terjaga. Namun di saat kemurnian isi kandungannya sudah jauh berbeda dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah swt, maka di situ kesucian tersebut akan luntur dengan sendirinya. Sayangnya hal tersebut terjadi pada Taurat melalui pendistorsian yang dilakukan para pendeta Yahudi. Memang tidak semua isi Taurat sudah dirubah, hanya sebagiannya saja yang masih asli. Ini merupakan tindakan kejahatan agama karena telah menyembunyikan kebenaran kandungan Taurat yang berasal dari Allah swt.

Zabur diberikan bagi Nabi Dawud as. Kitab ini hanya dideskripsikan al-Qur’an sebanyak tiga kali. Pertama menginformasikan Nabi Dawud as sebagai penerima kitab ini sebagai petunjuk bagi umatnya (lihat Qs. al-Nisa’ [4]: 163). Kedua pemberian kitab Zabur sebagai isyarat keistimewaan dan keutamaan Nabi Dawud di antara nabi-nabi yang lain (lihat QS al-Isra’ [17]: 55). Ketiga memberikan sedikit contoh isi kandungan Zabur yakni kemakmuran bumi berkat amal saleh para hamba Allah swt.

Injil diserahkan kepada Nabi Isa as. Konon nama tersebut diambil dari bahasa Yunani yang berarti berita gembira. Ada juga riwayat yang menyatakan makna Injil adalah mengambil intisari. Sebab injil merupakan intisari dari ‘cahaya’ Taurat. Sebanyak 12 kali Injjil disebutkan dalam al-Quran. Yang menarik semuanya disebutkan beriringan dengan Taurat. Ini juga menjadi bukti bahwa Injil merupakan intisari dari kandungan Taurat. Tidak heran jika apa yang ditimpa oleh Taurat juga ditimpa oleh Injil yakni pemalsuan dan penyelewengan (lihat QS al-Maidah [5]: 14-15). Mengingat Injil banyak sekali versinya. Dan versi yang mendekati kemurnian adalah Injil Barnabas. Barnabas sendiri berbeda jauh dengan versi Injil yang bertebaran yang konon dipalsukan oleh Yohanes, Lucas, Marcus, dll.

Al-Quran yang diturunkan bagi Nabi terakhir, Muhammad saw. Sehingga al-Quran menjadi kitab suci penutup. Sebagai penutup kitab ini mencakup secara komprehensif inti kandungan kitab-kitab suci sebelumnya. Bahkan lebih tepatnya menjadi penyempurna dari kitab-kitab samawi lainnya. Hanya al-Quran sendiri yang sudah mendapatkan garansi penjagaan dari Allah swt dari perubahan dan penyelewangan (QS al-Hijr [15]: 9).

Allah swt sebagai sumber yang menurunkan kitab-kitab samawi sudah tidak diragukan akan kesuciannya. Sehingga apapun yang berasal dari-Nya ikut menjadi suci.  Kesucian tersebut akan terus melekat sepanjang masih orisinil seperti asalnya. Kesucian inilah yang menjadi hulu perdebatan ulama akan status ke-makhluk-an. Wallahu Aʻlam []

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel Terkait

Artikel Terbaru