29.7 C
Jakarta
Array

KH Ahmad Dahlan Menganjurkan Dialog Lintas Iman dan Madzhab (2-Habis)

Artikel Trending

KH Ahmad Dahlan Menganjurkan Dialog Lintas Iman dan Madzhab (2-Habis)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Memang, “tegas dalam prinsip, luwes dalam interaksi sosial” adalah formula yang bagus, tepat, dan ideal. Tapi tiba tiba saya teringat kalimat pak Muhammad Ali, pemikir muda Muhammadiyah yang ngajar Islamic Studies di Riverside, ketika membahas prinsip itu . Kata beliau,”life is not that simple” Ya, kadang muamalah memang mengandung unsur teologis, pernikahan misalnya. Pernikahan ikhwan salafi dengan akhwat fatayat aja mungkin agak susah, apalagi pernikahan sunni-syiah atau Islam-Kristen. Meski ada peluang sah secara syariah bagi pernikahan semacam itu, tapi tetap saja, ia dihindari. Begitu alur pikirk pak Muh. Ali. Ia agaknya pesimis bahwa formula di atas memang memadai sebagai basis dialog.

Bagi saya sendiri, justru karna itulah dialog perlu ada untuk saling memahami. Agar masing masing tahu di titik mana kita bertemu dan dimana titik seteru. Olehnya dialog perlu memiliki dua bentuk. Untuk masalah-masalah prinsip keyakinan, maka arah dialog adalah diskusi produktif tentang klaim-kalim kebenaran yang bertentangan. Gelontorkanlah argumen, berdebat hingga muncul siapakah yang benar.

Namun dialog pada masalah masalah kemanusiaan yang dihadapi bersama perlu pula digalakan. Mencari solusi bagi penyakit kemiskinan, kebodohan, dan KKN misalnya. Dalam hal ini, umat lintas golongan dan agama perlu berdialog, mencari obat yang paling manjur.

Jika menilik ke buku KRH Hadjid tentang tujuh falsafah itu, tampaknya dua model dialog itulah yang dilakukan oleh Kiyai Dahlan dan murid-murudnya. Bukti sederhanyanya adalah keluwesan Kiyai Dahlan dalam bergaul dgn orang-orang kristen Belanda. Bahkan karena itu, Muhammadiyah sempat dicap antek kafir penjajah. Di sekolah dan klinik kesehatan yang awal awal didirikan, model Barat dipakai, orang Kristen dijadikan rekan.

Namun ingat pula, bahwa di antara bacaan Kiyai Dahlan adalah kitab kitab polemik Islam Kristen yang berpengaruh hingga kini. KRH Hadjid mengamati bahwa gurunya itu gemar menelaah al-Islam wa an-Nashraniyah-nya Abduh bahkan Izharulhaq-nya Rahmatullah al-Hindi.

Kitab yang terakhir disebut ini adalah buku induk Kristologi kritis yang jadi rujukan utama Ahmad Deedat, pendebat ulung itu.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru