26.1 C
Jakarta
Array

Dzikir Sebagai Terapi (2)

Artikel Trending

Dzikir Sebagai Terapi (2)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Faktor-faktor kejiwaan (psikis) melalui jaringan “psiko-neuro-endokrin” secara umum dapat mengakibatkan kekebalan tubuh (imunitas) menurun, yang pada gilirannya tubuh mudah terserang berbagai macam penyakit.

Di lain pihak faktor kejiwaan (psikis) melalui jaringan “psiko-neuro-endokrin” dapat meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh, sehingga seseorang tidak mudah jatuh sakit atau mempercepat proses penyembuhan.

Menurut para ahli spiritual dan pengobatan sejak zaman Nabi sampai saat ini menyatakan bahwa dzikir merupakan satu kesatuan yang mengandung kekuatan yang mampu memberikan keyakinan dalam semangat hidup dan memulihkan kesehatan seseorang.

Keyakinan ini sangat diperlukan oleh siapapun terlebih lagi untuk orang yang menderita sakit, terutama penyakit yang dideritanya tergolong sulit untuk disembuhkan.

 

Bisa jadi menurut ilmu kedokteran suatu penyakit yang sangat parah tidak dapat disembuhkan, tiada hal yang mustahil di dunia ini apabila Allah menghendaki sesuatu. Selain berobat ke ahli medis, pengobatan juga diperlukan dengan cara berdzikir, sebab disamping permohonan kepada Allah dzikir juga berdampak positif terhadap tubuh dan psikologis penderita.

Banyak orang menyadari bahwa keadaan kondisi sakit selain dipengaruhi oleh tubuh fisik juga dipengaruhi oleh aspek lain, seperti keadaan mental, pikiran dan perasaan (psikologis) seseorang yang tidak seimbang, sehingga menimbulkan berbagai rasa sakit.

Oleh karena itu, suatu mekanisme tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri, sebab setiap kerja alamiah tubuh manusia merupakan suatu keadaan yang terjadi dgn sendirinya. Dan berdasarkan hasil penelitian para ahli kesehatan, kebiasaan beribadah seperti, shalat, bersedekah, puasa dan ibadah lainnya yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan ajaran Rasulullah Saw dapat menjadi media penyembuhan.

Proses konsentrasi dalam tasawuf dilakukan pada sumber kehidupan dan sumber magnetis yang terletak di bawah tulang dada, dan selanjutnya diperluas ke otak. Bila tingkat konsentrasi yang benar dicapai dan dipertahankan maka kekuatan-kekuatan fir’aun akan tenggelam dan perjalanan ke negeri yang dijanjikan bisa tercapai.

Seperti dituturkan Profesor Agha dalam bukunya the mystery of humanity, “Himpunan seluruh tenaga dan dipusatkan pada sumber kehidupan dijantungmu agar temuan-temuamu tidak bisa musnah sehingga kamu akan hidup dalam keseimbangan dan ketentraman, dan mengenal keabadian.”

Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa organ yang paling berperan di dalam manusia dalam mengaktifkan sifat-sifat ketuhanan adalah organ jantung, sebagaimana sabda Nabi Saw:

“Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, bila ia baik maka sehatlah seluruh tubuh itu, dan jika rusak maka akan sakitlah seluruh tubuh itu. Sesungguhnya itu adalah jantung.” (HR. al-Bukhori dan Muslim).

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru