27.1 C
Jakarta
Array

Cara Mencintai Allah

Artikel Trending

Cara Mencintai Allah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Siapa yang tidak mengetahui cinta? Hampir bisa dipastikan bahwa semua manusia yang hidup di dunia ini pernah dan memiliki cinta kepada sesuatu. Akan tetapi, cinta selain kepada Allah Yang Maha Esa seringkali mendatangkan kejelekan, bahkan tak jarang pula membuat orang hidup menderita.

Namun lain halnya dengan cinta kepada Allah dan Rasuln-Nya. Cinta ini tidak akan mengecewakan bahkan juga tidak akan menjerumuskan seseorang pada penderitaan, justru cinta kepada Allah dengan baik dan benar akan melahirkan kebahagiaan dan ketenangan batin yang luar biasa.

Para pujangga menegaskan, bahwa cinta itu perlu pembuktian. Banyak cara yang dapat ditempuh guna membuktikan besarnya cinta seseorang kepada kekasihnya. Memang yang demikian itu tidak hanya terjadi dalam konteks hubungan antara manusia dengan manusia lainnya (hablum minan an-nas), melainkan juga dalam konteks hablum minallah.

Dalam Islam, perintah mencintai Allah sudah dijelaskan, yakni dalam surat Ali Imran, sebagaimana berikut ini;

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣١ قُلۡ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٣٢

Artinya; “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir,” (Qs. Ali Imran [3]: 31-32).

Ayat di atas memberikan informasi kepada orang beriman bahwa melakukan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya  serta menaati Rasulullah, adalah cinta yang sesungguhnya. Allah tidak pernah merugikan atau menanam luka sedikitpun kepada hamba-Nya. Bahkan, jika ia mencintai-Nya, Dia akan mengamuni dosa-dosa orang beriman tersebut dan menempatkan pada tempat yang sungguh mulia.

Sementara di ayat lain, menjelaskan bagaimana cinta kepada Allah yang sesungguhnya?

قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ٢٤

Artinya: “Katakanlah: ’jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik’’ (Qs. At-Taubah [9]: 24).

Harta, benda, perhiasan, anak-anak, rumah dan sejenisnya hanyalah titipan Allah semata. Sehingga, orang-orang beriman tidak diperkenankan untuk lebih mencintai benda-benda tersebut ketmbang mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Jika rumah-rumah yang disukai karena keindahan dan kenyaman, anak-anak, kekayaan, maka tunggulah apa yang akan menimpa kalian dari siksaan dan pembalasan-Nya.

Dari dua ayat di atas, dapat dipetik pelajaran bahwa harta-benda dan kekayaan lainnya adalah sesuatu yang fana, tidak kekal. Oleh sebab itu, janganlah sampai kekayaan dan harta tersebut menutupi keimanan dan kecintaan kepada Allah dan Rasuln-Nya.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa jika semua hal-hal sebagaimana disebut dalam ayat di atas lebih dicintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad, maka tunggulah malapetaka yang akan menimpa kalian. [n].

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru