28.9 C
Jakarta
Array

Abdu Manaf (Serial Leluhur Nabi Muhammad saw 3)

Artikel Trending

Abdu Manaf (Serial Leluhur Nabi Muhammad saw 3)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Terlahir dari pasangan Qushay dan Huba, Abdu Manaf mempunyai nama asli al-Mughirah (orang yang kokoh dalam menyerang). Selanjutnya dipanggil Abdu Manaf. Penamaan ini diharapkan oleh orang tuanya agar menjadi kesatria untuk menumpas semua musuh. Dia memiliki paras wajah yang tampan hingga ia kerap dipanggil dengan Qamar al-Bathhâ’ (rembulan) saking gantengnya, demikian terang al-Syafiʻi yang masih memiliki hubungan darah dengannya.

Abdu Manaf mewarisi kedudukan ayahnya, Qushay yang disegani dan ditaati oleh kaumnya khususnya suku Quraisy. Keseganan dan ketaatan Qurasiy juga diturunkan kepada Abdu Manaf. Bahkan semasa ayahnya masih hidup saja, Abdu Manaf sudah mempunyai ketenaran di masyarakat. Reputasi tinggi yang ia miliki bukan semata ia dapatkan setelah ditinggal sang Ayah. Namun ia dikenal luas sebelum mewarisi ‘tahta’ sang Ayah. Tidak heran lagi jika Abdu Manaf merupakan putra Qushay yang paling mulia dan terpandang. Kekuatan dan kekuasaannya dinilai paling kuat di antara saudara-saudaranya. Segala sesuatu yang ia miliki tersebut merupakan perwujudan dari harapan orang tuanya yang menamainya dengan nama yang kuat al-Mughirah (orang yang kokoh dalam menyerang).

Sebagaimana sifat kedermawanan Nabi Besar Muhammad saw, kakek Nabi saw ini juga dikenal dengan lautan kedermawanannya. Orang-orang yang mengenalnya menggelarinya dengan sebutan al-Fayyadh (orang yang selalu mengalir dan meluap-luap kedermawannya). Bahkan Tidak jarang ia memberikan izin tinggal di Mekah bagi siapapun yang tidak punya tempat tinggal. Mereka diberi tanah untuk meramaikan sekaligus memakmurkan tanah suci Mekah.

Abdu Manaf-lah orang yang menyimpan busur panah kakeknya, Nabi Ismail as. Selain itu Abdu Manaf juga masih menyimpan bendera panji kakeknya yang bernama Nizar. Jauh sebelum cucunya, Nabi Besar Muhammad menyeru untuk berakhlak mulia dan menebarkan silaturahim, Abdu Manaf telah mengampanyekannya di tengah-tengah masyarakat Quraisy.

Dari tiga isteri, Abdu Manaf mempunyai 12 anak (enam putra dan enam putri). Isteri pertama bernama Atika binti Murra yang melahirkan delapan anak (tiga putra dan lima putri). Al-Muthalib adalah putra sulungnya, lalu disusul adiknya yang bernama Amr atau lebih dikenal dengan nama Hasyim, kakek Nabi saw. Ketiga Abdu Syams. Sisanya putri yakni Tamadhur, Hana, Qilaba, Barra, dan Hala. Sementara isteri kedua bernama Waqidah binti Ady yang melahirkan tiga putra yaitu Naufal, Abu Amr, dan Abu Ubaid Daraj. Sedangkan isteri terakhir bernama al-Tsaqifah yang memiliki sorang putri bernama Ritha.

Menurut riwayat penafsiran Turjumân al-Qur’ân Abdullah bin Abbas ra, yang dimaksud kerabat terdekat Nabi saw dalam QS al-Syuʻara [26]: 214 (Berilah peringatan kepada kerabat terdekatmu) adalah Bani Abdu Manaf. Pada saat turun ayat tersebut Rasulullah saw pergi mendaki bukit Marwa. Di sana Nabi saw secara khusus memanggil Bani Abdu Manaf untuk menyampaikan titah Allah swt.

Allah swt memerintahkanku untuk mengingatkan kerabat terdekatku. Kalianlah (Bani Abdu Manaf) kerabat terdekatku dari suku Quraisy. Aku tidak memiliki hak menolong kecuali kalian mengucapkan Tiada Tuhan Selain Allah. Aku akan menjadi saksi di depan Tuhan kalian”, pesan Nabi saw.

Celaka engkau Muhammad. Apa hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami”, sahut Abu Lahab. Lalu turunlah QS al-Lahab [111]: 1. [Ali Fitriana]

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru